Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdullilahilladzi mudawwiril auqoti wel ayyami weaubajaba
alaina bissholati wessiyami we’amarona bil ittihadi wesilatil arhami wessolatu
wessalamu ala sayyidina muhammadin safi’il anami weala alihi we ashabuhil
kiromi amma ba’du
Hadroril mukarromin para bapak, ibu ,hadiri sekalian keluarga
besar paguyuban keluarga abdurrahman siti asijah yan saya hormati
Tema kultum yg akan saya bawakan adalah silaturrahim
Silaturrahmi tersusun dari dua kosa kata Arab; shilah yang
berarti menyambung dan rahim yang berarti rahim wanita, shg
makna harfiahnya hubungan kerabat. Jadi silaturrahim bermakna:
menyambung hubungan dengan kerabat. Dari keterangan ini, bisa disimpulkan
secara bahasa Arab yg lebih luas dan istilah syar’i, penggunaan kata
silaturrahim untuk makna sembarang pertemuan atau kunjungan dengan orang-orang
yang tidak memiliki hubungan kerabat,
· Motivasi untuk bersilaturrahim
Silaturrahim bukanlah murni adat istiadat, namun ia merupakan
bagian dari syariat. Amat bervariasi cara agama kita dalam memotivasi umatnya
untuk memperhatikan silaturrahim. Terkadang dengan bentuk perintah secara
gamblang, janji ganjaran menarik, atau juga dengan cara ancaman bagi mereka
yang tidak menjalankannya.
Allah ta’ala memerintahkan berbuat baik pada kaum kerabat,
“وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ
إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى
وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً”.
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kalian
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua
orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan hamba
sahaya yang kalian miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri”. QS. An-Nisa': 36.
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan
Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan
terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif,
sama sekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja
sama untuk taat kepada Allah.
Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan
kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan
kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali
silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan
bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR.
Ibnu Majah).
Silaturahmi tidak sekedar bersentuhan tangan atau memohon
maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan
keluasan hati. Hal ini sesuai dengan asal kata dari silaturahmi itu sendiri,
yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan
ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah
proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun biasanya
mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu
yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda,
"Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas
kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa
yang telah putus" (HR. Bukhari).
Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas
mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi
kita melakukannya karena merasa malu atau berhutang budi kepada orang tersebut.
Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan
sengaja kita mengunjunginya walau harus menempuh jarak yang jauh dan
melelahkan, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi kalau kita
bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita, seseorang yang sangat
menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu
dengannya. Inilah silaturahmi yang sebenarnya.
Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat kepada para sahabat,
"Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah". Para sahabat
pun bertanya, "Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah?" Beliau
kemudian bersabda lagi, "Hendaklah kalian suka menghubungkan tali
silaturahmi kepada orang yang telah memutuskannya, memberi sesuatu (hadiah)
kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada kalian, dan hendaklah
kalian bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap kalian
bodoh" (HR. Hakim).
Dalam hadis lain dikisahkan pula, "Maukah kalian aku
tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?"
tanya Rasulullah SAW kepada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka.
Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyembungkan
persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang
terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali
persaudaraan di antara mereka adalah amal shalih yang besar pahalanya.
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah
ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR. Bukhari Muslim).
doa pe nutup
Bismillahirohmanirohim Hamdan yuwafi ni'amahu wayukafi
mazidah Ya Robbana lakal hamdu kamaa yanbaghi lijalaali wajhikal-karim wa adimi
sultonik Allahumma sholli sholatan tunjina biha minjami'il ahwali wal afat
watak dilana biha jami'al hajat wetutohhiruna biha minjami'issayyi'at watar
fa'una biha indaka a'laddarajat wetuballiguna biha aqsol goyat menjami'il hoirot filhayat webakdal mamat
innaka ala kull syai'in kodir allahumma inna Nas aluka Ridho kawal Jannah wa
naudzubika Min sakhotika wannar
allahummaj'al jam'ana heda jam'an marhumah watafarruqona
mimba'dihi tafarruqon maksuma wela taj'alillahumma fina wela ma'ana wala hawalaina syaqiyen wela mahruma wela
maksuma wala ambika matrudan Wahabilahumma bifadlika musi'ana limuhsinina
wemuhsinana li'alimina we'alimana limuhlisina weheblana jami'an bimannika
wekaromika ya arhamarrohimin robbana atina fiddun ya hasanah wefil akhiroti
hasanatan weqina adabannar wesollollohu ala saygidina muhammadininnabiyil
ummiyi qeala alihi wesohbihi wesallam walhamdulillahi robbil alamin
No comments:
Post a Comment